Minggu, 18 Desember 2011

PLTA MUSI harus Memperhatikan Masyarakat sekitar waduk


Aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi di Desa Ujan mas Kecamatan Ujan mas Kabupaten Kepahiang Bengkulu Untuk menggerakan turbin, pembangkit ini mengambil air dari Sungai Musi berkisar 6 meter kubik per detik atau 6.000 liter per detik.
Pembangkit kemudian menyuplai listrik ke sistem interkoneksi Sumatera sebesar 3 X 70 megawatt (MW). PLTA Musi dibangun dengan membendung aliran ulu Sungai Musi untuk menggerakkan turbin.
Air Sungai Musi yang dibendung untuk dialirkan ke dalam saluran sekitar 400 meter di kedalaman tanah tidak dialirkan kembali ke sungai asalnya, Musi. Air Sungai Musi dibuang ke laut Bengkulu melalui Sungai Aur.
 Hal itu terpaksa dilakukan menurut pihak PLTA karena sungai asal lebih tinggi. Air tidak mungkin dialirkan kembali ke tempat asalnya yang lebih tinggi.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Bengkulu, Zenzi Suhadi, mengatakan, awal pembangunan PLTA Musi itu memang sudah ada permasalahan dengan warga. Sempat terjadi konflik antara pihak PLTA dengan warga Desa Tanjungalam.
 Warga menolak pembangunan PLTA karena areal pesawahan warga menjadi seperti danau akibat tergenang air limpahan dari bendungan PLTA.
“Untuk kerusakan DAS Musi sendiri akibat pembangunan PLTA itu kita belum melakukan investigasi secara mendalam. Namun dari laporan informal, memang ada keluhan dari masyarakat,” katanya.
 Ditambahkan Zenzi, ketika ketinggian air di bendungan melebihi batas maksimal maka bendungan dibuka dan mengakibatkan ada pemukiman warga dan areal persawahan yang terendam, seperti di daerah Bengkulu Tengah.
 Warga yang tinggal di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi di hilir bendungan tersebut diliputi perasaan cemas karena air sungai sewaktu-waktu bisa saja datang seperti air bah.
 “Kalau pihak PLTA membuka bendungan di atas maka permukaan air naik sangat cepat. Warga yang tengah mandi harus buru-buru keluar dari sungai kalau tidak ingin hanyut. Warga jadi resah,” ujar Rozi (38) warga Desa Embongijuk Kecamatan Bermaniilir Kebupaten Kepahiang.
 Dijelaskannya, pihak PLTA biasanya membuka bendungan 2-3 hari sekali berdasarkan alat pengukur ketinggian air. Saat ketinggian air untuk dialirkan ke turbin melebihi batas, maka pihak PLTA membuka bendungan. Akibatnya, air naik dengan cepat mencapai 1,5 meter.
Bahkan dari data yang ada saat ini keberadaan bendungan PLTA MUSI telah menelan sedikitnya 2 korban jiwa, yang terahir adalah seorang Anak kecil berumur 9 Tahun di Desa Daspetah, yang hanyut saat mandi bersama teman-temannya, yang diduga terjadinya air pasang secara tiba-tiba.
Selain itu Konflik dengan Masyarakat sekitar sering terjadi karena tidak adanya perhatian dari Pihak PLTA MUSI terhadap keberadaan masyarakat di wilayah Waduk, tidak ada usaha dan kerjasama meningkatkan Tarap perekonomian masyarakat sekitar, sehingga di saat musim peceklik masyarakat selalu mencari pekerjaan yang ujung-ujung nya terjadinya konfilk ekonomi dengan warga PLTA MUSI
Selain itu pihak PLTA MUSI seolah menganggap keberadaan Masyarakat sekitar waduk hanyalah orang lain yang tak perlu mendapat perhatian apa-apa, keberadaan Lahan tidur yang seharus nya bisa dimaafkan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar, justru hanya dijadikan Lahan kosong yang penuh dengan semak belukar, yang menurut warga justru menjadi sarang dari hama babi, selain itu tidak ada usaha yang dilakukan oleh pihak PLTA MUSI terhadap peningkatan kemampuan Pemuda di sekitar waduk, baik berupa pelatihan ataupun pemberian modal usaha untuk peningkatan SDM pemuda masyarakat desa diwilayah waduk PLTA MUSI tersebut, dan hal ini merupakan bom waktu saja bagi pihak PLTA MUSI dan masyarakat sekitar PLTA MUSI untuk terjadinya konflik.
dan diharapkan dengan adanya Organisasi Kepemudaan yang terdiri dari Pemuda-Pemuda wilayah Ujan Mas Merigi yang tergabung dalam ‘Save Generation PLTA MUSI ( Pemuda LinTAs Masyarakat UjanmaS merigI), wacana konflik antara Masyarakat sekitar PLTA MUSI dapat diminimalisir, dan tentunya ini juga harus didukung dengan keseriusan dari pihak Managemen PLTA MUSI.tq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar